Datang ke Jepang, nggak ada salahnya kalau kita sekalian mempelajari sejarah negara sakura ini. Apalagi kalau kita datang bersama anak-anak, tentunya akan menjadi pengetahuan yang berharga untuk mereka. Nah, Magome dan Tsumago adalah nama dua daerah yang kaya akan sejarah Jepang. Dua daerah ini memang sengaja dijaga nilai historis dari zaman Edo-nya agar tetap kental. Terletak di jalan raya Nakasendo lembah Kiso, terdapat dua prefektur, yaitu Magome di prefektur Gifu dan Tsumago di prefektur Nagano.
Magume dan Tsumago ini memang terkenal dengan desain era feodal menggunakan kayu dan bangunan-bangunan lama, serta penginapan, dan pemandian air panas. Mereka berusaha untuk tetap mempertahankan esensi sejarah di daerah tersebut, sehingga sejak tahun 1970, mereka menutup jalan utama dari Magume dan Tsumago agar tidak dilalui mobil. Hal ini dilakukan agar mereka bisa memperbaiki rumah-rumah lama, bahkan meminimalisir saluran listrik. Tapi, ada jalan yang menghubungkan kedua daerah tersebut, sehingga mudah dilalui dengan jalan kaki.
Jalan utama Nakasendo adalah rute yang disukai oleh Daimyo (bangsawan feodal) dan keluarganya pada zaman Edo. Wajar sih, karena jalan pesisir Tokaido, meskipun jaraknya 25 km lebih pendek, tapi melalui banyak sungai yang cukup lebar, dan tentunya lebih berbahaya juga.
Melalui jalan Nakasendo, membutuhkan waktu 2 jam hingga 2 jam setengah dari Magome di Selatan hingga Tsumago di Utara dengan jalan kaki. Kamu bisa mempersingkat waktu dengan menghindari jalanan yang terjal dari Magome ke Magome Pass, caranya dengan menggunakan bus lokal.
Gimana? Kalau kamu tertarik, kita mau kasih satu tips penting, nih! Kalau kamu nggak suka keramaian, datang saat hari kerja. Tapi, lain lagi kalau ternyata kamu menikmati berjalan-jalan di tengah keramaian turis, datang saja saat hari libur.
Magome
Antara Magome atau Tsumago, daerah yang lebih banyak dikunjungi turis adalah Magome. Soalnya Magome punya lebih banyak toko souvenir dan stand makanan di jalan utamanya. Maka dari itu, saat akhir pekan atau hari libur nasional, tempat ini lumayan ramai.
Dilihat dari penulisan Kanjinya, Magome bisa diartikan sebagai “keranjang kuda” dan Tsumago “keranjang istri”. Tapi, itu bukan arti sebenarnya, loh, hehe. Hanya dilihat dari cara penulisan kanjinya saja. Yang pasti, nama kedua daerah ini mengandung unsur “tsumeru/tsumaru” (menyangkut) yang biasanya digunakan untuk mengekspresikan keterpencilan daerah pegunungan.
Di jalan utama Magome, berbaris bangunan khas zaman Edo, kebanyakan berasal dari abad 20, yang sudah diperbaiki, sebab bangunan aslinya terbakar pada saat itu. Sebuah jam besar yang terbuat dari kayu menjadi hal pertama yang akan dilihat pengunjung ketika masuk ke Magome. Selain itu, ada juga peraturan mengenai pengunjung yang dibuat di papan peringatan Tokugawa Shogunate (kosatsuba).
Di antara peraturan yang tertera, terdapat larangan untuk menantang kaum Nasrani dan mendapatkan hadiah jika mempelajarinya. Hukuman mati akan dilakukan, jika mempotong pohon cemara (Hinoki), yang digunakan sebagai bahan untuk emmabngun kerajaan dan masih digunakan untuk membangun kembali kuil Ise Jingu setiap 20 tahun sekali.
Di sini, juga terdapat museum Toson Kinenkan di pusat Magome, yang dibuat sebagai dedikasi untuk Shimazaki yang dikuburkan di sekitar kuil Eshoiji. Toson Shimazaki sendiri merupakan novelis terkenal asal Magome yang menceritakan tentang sejarah penduduk Kiso dan kekayaannya yang tidak diakui pada zaman Meiji.
Di kuil Eishoji tersebut terdapat papan tanda untuk pengunjung yang ingin mendatangi kuburannya. Kalau kamu datang pada saat jam makan, jangan khawatir, karena di kuil Eishoji, akan disediakan makan berbahan vegetarian, tanpa protein hewani sama sekali. Selain itu, kamu juga bisa menikmati meditasi zen. Tapi, harus booking dulu sekurang-kurangnya 3 haru sebelumnya.
Bukan hanya itu saja, namun di sini terdapat Museum Magome Wakihonjin, yang tadinya digunakan sebagai tempat tinggal tuan feodal dan orang-orang kaya. Ada dua museum kecil juga di dalamnya bernama Tsuchimaya Shiryokan dan Shimizuya Shiryokan.
Jalan utama di Magome punya toko souvenir yang menjual keranjang, topi jerami petani, hingga sumpit. Mereka juga menawarkan sake dan bir buatan lokal. Stand makanannya pun menawarkan kelezatan yang memuaskan lidah. Jadi, jangan sampai kamu nggak mampir, ya!
Tsumago
Tsumago terletak sekitar 8 km ke arah Utara Magome. Berada di sini, rasanya lebih autentik, karena tidak seperti Magome, bagian yang terbakar hanya sedikit. Sehingga oleh pemerintah Jepang mulai semakin diperhatikan dan dilindungi. Maka dari itu, sejak 1970, Tsumago jadi simbol daerah yang dilindungi di Jepang. Sama seperti Magome, tempat ini juga penuh dengan bangunan lama yang bersejarah, rumah-rumah, kuil, penginapan, dengan pemandangan luar biasa; deretan gunung yang ditutupi hijaunya hutan.
Menikmati restoran mi, penginapan bersejarah, dan toko-toko kerajinan kayu bisa kamu nikmati di Tsumago. Menyusuri jalanan, kamu bisa melihat penginapan yang berbeda-beda, mulai dari lantai kayu yang polos, hingga tatami yang mulus dan mengagumkan milik Honjin dan Waka-honjin. Kuil utama di Tsumago adalah Kotoku-ji, yang sudah berdiri sejak 1500.
Penginapan Waki-honji sangat terkenal, sebab pada saat itu digunakan sebagai pengikut dari tuan feodal. Pada tahun 1880, seorang kaisar Meiji mengunjungi tempat ini, sehingga dibuatlah meja dengan gaya barat dan tatami yang diselimuti karpet.
Di sekitarnya, ada beberapa museum dengan pameran yang menarik, perlengkapan, senjata, dokumen, dan diorama yang menjelaskan tentang kehidupan tradisional di lembah Kiso. Seperti misalnya beberapa foto menunjukkan petani dari daerah Kiso yang pindah ke Manchuria pada 1930.
Di seberang Tsumago Honjin, terdapat museum yang biaya tiketnya bisa digabungkan dengan biaya penginapan. Setelah melalui jalan utama, kamu bisa menemukan kuil Kotokuji yang sudah ada sejak tahun 1500 dan dihiasi dengan pohon Cherry yang sudah berumur dan lantai yang bisa “bernyanyi”.
Di Tsumago, terdapat festoval yang diadakan ketika tanggal 23 November, di mana orang-orang akan berpakaian ala zaman Edo, termasuk di dalamnya biarawan dan samurai membawa tandu. Sedangnya festival kuil Wachino ada pada tanggal 23-24 Juli, dan festival obor Taimatsu pada Sabtu keempat di bulan Agustus.
Jalur pejalan kaki Magome-Tsumago-Nagiso
Perjalanan dengan jarak tempuh 7.8 km ini dimulai dari Magome (420m di atas permukaan laut) menuju Tsumago (600m) dan berlanjut ke Nagiso (3.2 km). Membutuhkan 2 hingga 2 jam setengah melewati ladang dan hutan. Ketika kamu melewati jalan dari Gufu ke Nagano melalui Magome Pass (Magome-toge), kamu akan menemukan batu yang diukir Haiku di atasnya, buatan Shiki Masaoka (1867-1902):
Awan putih ini membangkitkan
Memori perjalanan panjangku
Di bawah daun hijau yang segar
Jalurnya memiliki papan tanda berbahasa Inggris ataupun Jepang. Di sepanjang jalan juga terdapat air terjun yang indah, yaitu air terjun Otaki and Metaki (perempuan dan laki-laki). Air terjun ini sempat menjadi latar buku Miyamoto Musashi oleh Eiji Yoshikawa (1892-1962).
Sebelum menemukan pembangkit listrik di Tsumago, dari Magome, kamu bisa menemukan Iida-kaido di sebelah kanan—jalan pada zaman Edo yang menuntun kamu ke Iida di prefektur Nagano. Jalur dari Tsumago ke Staisun Nagiso JR butuh waktu 1 jam, untungnya melewati daerah perkebunan dan desa kecil yang tenang.
Sebelum sampai di Nagiso, coba mampir ke taman SL (Steam Locomotive), karena itu adalah spot yang paling oke buat menikmati pemandangan lembah dan bagian kereta yang sudah tua, namun tetap memukau. Nggak jauh dari situ, ada juga kuil kecil yang memiliki pohon prem tiga warna!
Jasa Pengantaran Barang-barang Bawaan
Nah, karena kamu akan berjalan kaki, ada baiknya barang-barangmu dititipkan saja pada mereka di kantor turis Magome atau Tsumago. Hanya dengan biaya 500 yen, barang-barangmu akan sampai sekitar jam 1, kalau kamu mengantarnya jam 8.30 hingga 11.30. Atau kamu bisa juga meninggalkan barang-barangmu dan baru diambil di Magomekan (馬籠館) atau Magome Bekkan (別館), toko souvenir di dekat jalan utama (Pengambilan barang hanya pada pukul 9-11.30 SAJA). Jasa ini ada sekitar 21 Maret hingga 30 November dan akan tutup selama musim dingin.
Festival Lembah Kiso
Di Tsumago, tanggal 23 November ada parade seperti yang sudah dijelaskan di atas, orang-orang akan berpakaian zaman Edo.
Tanggal 23-24 Juli, ada festival kuil Wachino di Tsumago, di mana warga lokal akan melakukan parade sepanjang kota.
Pada Sabtu keempat bulan Agustus ada festival yang didedikasikan untuk kebakaran yang merusak kastil Tsumago. Perayaan ini diisi dengan orang-orang Kiso yang menari.
Kantor Pelayanan Turis
Magome Tourist Information Center
4300-1 Magome, Nakatsugawa-shi, Gifu-ken 508-0502
Tel: 0573 69 2336
Hours: 8.30 am-5 pm
Tsumago Tourist Office
215-2 Azuma, Nagiso-machi, Kiso-gun, Nagano 399-5302
Tel: 0264 57 3123
Hours: 9 am-5 pm
Nagiso Tourist Office
3668 Yomikaki, Nagiso-machi, Kiso-gun, Nagano 399-5301
Tel: 0264 57 2001
Hours: 9 am-5 pm
Penginapan di Magome dan Tsumago
Mencari penginapan di sini susah-susah gampang. Maka dari itu, kumpulkan informasi dulu sebanyak-banyaknya.
Magome Chaya harganya paling terjangkau, penginapan tradisional, dan letaknya dekat dengan pusat informasi turis di Magome. Tempat ini terasa autentik dengan perlengkapan seperti tatami, dan futon. Biaya tambahan dikenakan untuk makanan. Fasilitas yang diberikan ada pemandian air panas public, TV, dan mesin cuci.
Tajimaya jadi piliha tepat jika kamu ingin tinggal di tempat bersejarah. Sebab tempat ini sudah berdiri selama 100 tahun. Nilai plusnya lagi, diisi dengan Wi-Fi gratis.
Nedoko Guesthouse di Magome, punya ruang tamu dan dapur yang menyatu dan juga Wi-Fi gratis. Guest House Motomiya yag berbintang lima, punya ruangan dengan AC dan free Wi-Fi, serta kamar mandi yang digabung.
Guest House Gaku Magome berlokasi di sekolah lama yang memberikan sensasi seolah-olah berada di asrama. Di sini juga terdapat Wi-Fi gratis.
Shinchaya Minshuku letaknya lumayan jauh, sekitar 2 km dari Magome. Tapi tempatnya tenang dan membuat rileks.
Shinchaya 5110 Magome, Nakatsugawa-shi, Gifu 508-0502. Tel/Fax 057 369 2619.
Di Tsumago, ada penginapan Maruya yang bersejarah punya makanan yang enak dan ruangan dengan tatami.
Maruya Inn, Tsumago, Minami Kiso-machi, Nagano, Tel: 0264 57 3117; Fax: 0264 57 2591.
Coba kamu hubungi nomor-omor penginapan ini, supaya bisa mendapatkan informasi lebih jelas. Hanaya Tel: 0264 57 3106, Tsutamuraya Tel: 0264 57 3235, Shinomura Tel: 0264 57 3158 dan Koshinzuka Tel: 0264 57 3029.
Bus Lokal
Bus dari Nakatsugawa ke Magome
Dimulai dari Stasiun Nakatsugawa ke Magome butuh 25 menit.
Pada hari kerja 7.42 am, 9.10 am, 9.40 am, 10.15 am, 11.15 am, 12.12 pm, 1.12 pm, 2.12 pm, 3.12 pm, 4.12 pm, 5.12 pm, bus terakhir 6.30 pm.
Pada hari libur 8.10 am, 9.10 am, 9.40 am, 10.15 am, 11.15 am, 12.12 pm, 1.12 pm, 2.12 pm, 3.12 pm, 4.12 pm, bus terakhir 5.45 pm.
Bus dari Magome ke Nakatsugawa
Hari kerja 7.05 am, 8.10 am, 8.40 am, 9.40 am, 10.10 am, 10.50 am, 11.50 am, 12.45 pm, 1.45 pm, 2.45 pm, 3.40 pm, 4.40 pm, 5.40 pm, 6.10 bus terakhir 7.00 pm.
Hari libur 7.05 am, 8.40 am, 9.40 am, 10.10 am, 10.50 am, 11.50 am, 12.45 pm, 1.45 pm, 2.45 pm, 3.40 pm, 4.40 pm, bus terakhir 6.10 pm.
Harga dewasa 540 yen dan anak-anak 270 yen. Bus berhenti pada 31 Desember hingga 2 Januari
Bus dari Nagiso ke Magome
Bus dari Stasiun Nagiso ke Magome via Tsumago dan Magome Pass ada pada 8.40 am, 10.05 am, 12.40 pm, 2:15 pm dan 4.35 pm.
Bus dari Magome ke Stasiun Nagiso 9.20 am, 10.50 am, 1.25 pm, 3:00 pm dan 5.15 pm.
Harganya secara rinci: Stasiun Nagiso ke Tsumago (300 yen); Stasiun Nagiso ke Magome (800 yen), Tsumago ke Magome (600 yen) dan Magome ke Magome Pass (300 yen).
Akses dari Tokyo
Bus
Naik Chuo Liner Kani-go (可児号) 201 bus dan Chuo Liner Nagoya (なごや) akan berhenti di Busta Shinjuku dan membutuhkan 4 jam 40 menit hingga halte Chuo-do-magome (中央道馬篭). Halte Chuo-do-magome ada di jalan tua Nakasendo. Hanya dengan 25 menit jalan kaki, akan langsung sampai di pusat informasi Magome.
Kereta
Dari Stasiun Shinjuku, naik JR “Azusa” atau “Super Azusa” dan turun Stasiu Shiojiri. Dari Shiojiri, naik JR “Shinano”, kereta yang menuju Nagoya, dan turun di Stasiun Nakatsugawa. Dari sana, kamu bisa naik Kitaena Kotsu ke Magone hanya 25 menit saja.
Akses dari Nagoya
Kereta
Dari Stasiun Nagoya, naik Shinano Express di jalur JR Chuo dan turun di Nakatsugawa. Dari sana, aik kereta lokal ke Nagiso atau bisa juga naik bus.
Bus
Ada bus yang berjalan di jalur Meitetsu dari pusat bus di Meitetsu Stasiun Nagoya ke Magome yang membutuhkan 90 menit.
Mobil
Atau kamu rental mobil saja! Ambil rute 19 ke Nakatsugawa dan Nagiso atau pakai Chuo Expressway. Waktu tempuhnya kira-kira 1 jam 15 menit (harga tol 1950 yen), ketika jalanan normal. Karena, pada saat hari libur, jalanan bisa jadi sangat macet.
Sumber: https://www.japanvisitor.com/japan-city-guides/magome-tsumago